Sports

Wednesday, 13 January 2016

Unknown

Belajar Sabar Dari Orang Non Muslim


Hari ini, saya mengawali hari dengan bangun pukul 05.00 WIB, tidak seperti hari-hari biasanya saya sholat subuh agak sedikit telat, meskipun menurut orang-orang itu masih petang, tapi menurut saya pukul segitu matahari sudah menampakkan wajahnya yang mulai cerah. Seperti halnya kebanyakan orang, usai menunaikan kewajiban sebagai orang muslim, saya mengambil handphone untuk melihat ada pesan yang masuk apa tidak. Kemudian saya beranjak dari kamar saya untuk berolah raga sekitar 30 menitan untuk menggerakkan tubuh saya.

Biasanya saya berolah raga di rumah, dan saya selalu menyalakan televisi saya untuk menonton berita terbaru soal olah raga, terutama sepak bola. Disamping saya menikmati siaran televisi tentang berita sport, saya juga menikmati olah raga saya dengan begitu semangat. Karena saya selalu melihat moment di televise soal olah raga untuk membuat semangat olah raga saya lebih muncul.

Sekitar 30 menitan saya berolah raga, saya kembali melanjutkan siaran televisi tentang olah raga, sembari menonton yang lain ketika siaran televisi saya anggap sudah membosankan seperti halnya ketika iklan. Nah, saat-saat itulah saya beralih haluan untuk menonton siaran televisi sebelah yang saya anggap menyenangkan.

Sekitar pukul 06.00 WIB, kalau masakan ibu saya belum masak, biasanya saya menunggu dengan membaca buku, berita online maupun apa saja, yang penting waktu luang saya, saya habiskan untuk hal-halnya yang saya anggap perlu untuk saya lakukan. Tak lupa saya terkadang juga membuka akun facebook saya maupun twitter saya, meskipun jarang sekali saya buka, ya setidaknya hampir satu hari sekali lah saya buka, meskipun Cuma 10 menit, atau beberapa menit saja.

Meskipun tulisan ini agak sedikit kacau, namun saya berupaya akan menulis hal-hal yang saya anggap perlu saya tulis, untuk sekedar memenuhi blogspot saya, biar kelihatan ada tulisannya gitu sih… disamping itu juga untuk membiasakan saya menulis, agar suatu saat (berandai-andai boleh donk) bisa jadi penulis produktif dan terkenal. Meskipun saya memang belum punya kemampuan bisa ke sana, tapi seenggaknya saya coba produk tif menulis lah, biarpun tulisannya tidak bagus-bagus amat. Hehe

Oh ya, judulnya kan tentang belajar sabar dari orang non muslim, kok belum ada dalam tulisan ini? sabar, ceritanya masih saya lanjutin kok, santai saja. Begini hari ini kebetulan saya libut kuliah, jadi saya habiskan waktu libur kuliah saya untuk kegiatan-kegiatan apa saja, terkadang saya menerima tamu (meskipun itu teman saya sendiri), kadang juga saya pergi jalan-jalan ke tempat yang asyik, kadang juga ikut kegiatan semacam keagamaan gitu, ya semacam aktifis sosial kegamaan lah.. yang sukanya riwa-riwi, sok sibuk gitu. Hehe
Berhubung liburan kuliah saya kali ini ada semacam job (semacam pekerjaan) dari teman saya, saya ambil saja job itu, lumayan lah untuk bayar SPP kuliah saya, dan juga uang jajan saya. Itung-itung buat ngisi dompet yang lama sudah menjomblo (dompet saya maksudnya). Kalau orangnya si tidak usah lagi ditanyakan tentang kejombloannya, hehe

Ya, kerjanya semacam kayak marketing gitu, nawarin iklan disalah satu web. Dari situlah saya mengawali belajar saya tentang arti kesabaran. Terus hubungannya tentang orang non muslim apa begok? Ya, sabar dulu donk, ceritanya kan belum selesai. Jadi gini, pas gue nawarin iklan di beberapa perusahaan di sekitar kudus, saya berjumpa dengan beberapa pemilik perusahaan yang kebetulan ia beragama non islam, kemudian saya ngobrol cukup sedikit tentang produk yang gue bawa, dan mereka ngeresponya sangat ramah. Kemudian saya meninggalkan nomer telephone saya untuk nantinya dihubungi bila ada perkembangannya.

Dan kebanyakan orang non muslim tersebut memang saya lihat betul-betul sabar sekali dalam berwirausaha, bagaimana tidak, meskipun tidak ada satupun pelanggan yang membeli, mereka tetap buka sesuai jam operasionalnya, saya mengamati dari jauh, mungkin perharinya, tidak ada 10 orang yang beli di sana. Namun, mereka tetap konsisten beriwrausaha, saya kira ini patut dicontoh untuk orang banyak. Meskipun berwirausaha memang tantangannya berat, namun menjadi wirausahawan itu lebih bermakna, dari pada menjadi pegawai orang lain. Meskipun memang hasilnya tidak seberapa, namun kalau mau bersungguh-sungguh dan bersabar, saya kira nanti akan juga menemukan hasil yang setimpal apa yang sudah dibuat. Dari itulah saya belajar bersabar dengan orang non islam. Terima kasih sudah membaca cerita agak sedikit ngelantur saya. hehe

Unknown

Profil Unknown -

Social Activists I Writer I Speaker I Student I Educator I Gusdurian I Gooners.